Dag..dig..dug..

Lirikan penuh arti xp

Lirikan penuh arti xp

ah.. Ujian lagi.. ujian lagi.. Sudah sampai pada tahap stress yg ga bisa terkatakan lagi. Mulailah perilaku-perilaku tak lazim yang terjadi dikampus, dirumah, dimana saja. Nafsu makan meningkat. Tidak perduli dengan penampilan. Mata-mata yang kelelahan karena begadang. Dengan tas ransel yang penuh, tangan kanan bawa fotokopian slide kuliah, tangan kiri bawa kue. Memanfaatkan waktu istirahat untuk tidur diruang kelas.

More

Ketika Ujian Datang, Hatiku Bertanya

Ujian, tapi entah kenapa rasanya enjoy saja ngejalaninnya. Padahal pelajaran sekarang jauh lebih ‘menyeramkan’ bila dibandingkan semester lalu.

Mungkin karena materi sekarang jauh lebih dimengerti, atau dengan tata cara dosen klinik yg to the point cara mengajarnya. Tapi kadang saya merasa ini sudah tahap akhir dari stress saya ketika saya sudah tidak bisa lagi dihinggapi perasaan sakit perut menjelang ujian, ataupun tidur ga’ nyenyak sehari sebelum ujian. Kadar stress saya yang akut apa bisa dibilang membuat saya pasrah dalam menjalani semua hal. Mungkin. Ada yang bilang stress itu vitamin kehidupan. Mungkin saya harusnya sudah keracunan vitamin saat ini.

Ketika ujian kembali datang, rutinitas sistem kebut semalam tidak pernah saya jalani lagi. Belajarpun hanya seadanya. Berharap durian runtuh [ada residen yang datang ‘ngasi kunci jawaban sambil pura-pura mengawas ujian] boleh juga tuh. Tapi mungkin hanya di satu stase bagian tertentu. Enak juga.

Tapi apa esensi dari menjadi dokter sendiri? Seenaknya mendapatkan jawaban dengan mudah, apa karena itu Ibu Siti Fadillah S. mengadakan Ujian Kompetensi dokter karena tidak yakin dengan lulusan daerah sehingga perlu menguji dokter-dokternya yang kuliah hingga 6 tahun [sekarang 5 tahun, hebat banget].. ambil spesialis 4 tahun.. PTT 3 tahun. Betapa malangnya nasib saya….

Jadi, masih merasa jadi dokter itu enak? semakin lama  saya lupa ingin menjadi apa. Karena lagi-lagi disetiap ujian pun saya selalu  tidak bisa menjawab.

Saya mau jadi apa ya?