Hidup dan temannya..

Pertama kali melihat pasien meninggal di ruangan.. huff.. susahnya menahan tangis.. sampe berkaca-kaca aja sih, kepala saya ditepuk sama dokter jaganya. “sudah.. mulai sekarang harus dibiasakan…”,sahutnya.. sampai datang tempat jenazah itu..

Saat ini sedang jaga di Interna, tapi bukan coass sih.. Kepanitraan Klinik Remaja (KKR). Hanya melatih anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien. Observer lah.. Seperti film LOVE ACTUALLY, yang latarnya ada di Bandara, ternyata di Rumah Sakit kurang lebih sama. CINTA.. yah.. CINTA, meskipun berselimut dengan air mata..

on duty..

on duty..

Terbiasa.. yah, terbiasa.. sepertinya masih perlu adaptasi. Masih belum bisa melihat raut seseorang kehilangan orang yang disayanginya. Tadi keluarganya sampai histeris 😦 aku hanya bisa gigit bibir menahan tangis.. “jadi dokter harus ber-empati, tapi jangan ber-simpati…” entah kata siapa aku tidak bisa mengingatnya…

Beberapa menit kemudian.. datang lagi pasien anak-anak kejang. Ayahnya sibuk menenangkan anaknya. Ibunya memegang tangannya. Semuanya pasti berharap akan baik-baik saja..

Ah.. kukira aku tidak sanggup melanjutkannya… beratnya kehilangan seseorang, aku tidak tahu rasanya.. Tapi rasanya (sepertinya) aku tahu..

sometimes everythings felt unfair.. Cintailah selagi bisa.. Somebody need yOu..