Sebuah Penantian Panjang

Apa kau masih melihatku di pintu masuk itu? Merindukanku dan memelukku saat pergi. Bangku taman yang sepi, dengan  lampu kota temaram. Cahaya bulan berpendar, senyap nyawa kenangan memasuki pintu hati. Kenapa kamu ada disana? Melihat segala kerapuhan dan mampu membaca semuanya.

Hari yang baru, aku terdiam, mengapa hariku tak mampu membiarkanmu pergi. Langit sebagaimana biasanya, ia dihiasi awan putih dengan matahari berbinar pijar menerangi bumi. Aku berpijak pada tanah basah, cengkram dahan pohon tua tempatku bersandar. Penjuru langit bersua cinta dan kasih menemaniku dalam diam. Lagu berdendang mesra, di perbatasan kota menggiring langkahku meninggalkan sisa-sisa luruh hujan. Wajah merona bahagia, waktu mengukir senyuman hingga panas tubuh kami menyatu redam oleh suara hujan yang tersisa dalam ingatan. Senandung rindu ketika petang menjelang meninggalkanku sendiri yang masih tak beranjak dari tempatku semula. Hutang karma kita telah habis. Kita pasti pernah bertemu. Dan memang takdir kita saling mencari di dimensi-dimensi yang lain. Aku tidak akan bisa memilih jika pilihan yang tersisa hanyalah meninggalkan atau ditinggalkan. Karena pada akhirnya manusia akan hidup sendiri-sendiri. Hanya saja, kesendirianku selalu tiba lebih cepat.

Usia senja semakin sedikit, karena kami berdesakan memandangnya. Aku tidak mampu beranjak, hanya mampu memandang dari kejauhan. Merah sekali. Bulat sekali, senja yang hadir terakhir di kota tua. Tubuhku mati, ia tak mampu merasakan lagi. Kaki sudah tidak ingin melangkah, karena tiap sudut kota ada kenangan yang kami tinggalkan. “Harapan diperlukan setiap orang untuk bertahan”,katamu. Aku tidak memiliki harapan lagi, aku sudah jauh dari tegar dan tenggelam dalam kesedihan hingga kini aku mulai terbiasa dan menyukainya. Ketika jarak semakin menjauh, sesaat aku merasa tidak pernah pergi, jadi mungkin kamu yang memilih meninggalkan. Perlahan tapi pasti,pada akhirnya kita semua akan sendiri.

1 Comment (+add yours?)

  1. Satria Madangkara
    Jan 05, 2012 @ 07:21:17

    Swstu…

    Nice story…

    Salam Gung Wie

    Reply

Leave a comment